Realisasi produksi siap jual (lifting) minyak dan gas di quartal I tahun 2018 masih belum mencapai target yang ditetapkan oleh pemerintah melalui APBN (Anggaran Pendapatan Belanja Negara). Target yang ditetapkan oleh pemerintah untuk lifting minyak dan gas adalah sebesar 2.000 Barel Oil Equivalen Per Day (BOEPD) sedangkan pencapaian lifting migas berdasarkan data yang dirilis oleh SKK Migas di quartal I tahun 2018 rata-rata hanya mencapai 1.890 BOEPD.
Berdasarkan data yang dirilis oleh SKK Migas lifting minyak di bulan januari-maret berturut-turut adalah 627.7MBBL/D, 811.2MBBL/D, 817.8MBBL/D. Sedangkan untuk lifting gas periode Januari-Maret 2018 berutur-turut adalah 6.719,77BBTU/D, 6.445,87BBTU/D, 6.650,33BBTU/D. Jika digabungkan lifting minyak dan gas maka lifting migas untuk periode Januari-Maret 2018 secara berturut-turut adalah 1.786 BBTU/D, 1.923BBTU/D, 1.963BBTU/D.
Perusahaan minyak dan gas yang memberikan kontribusi utama terhadap produksi minyak saat ini ada lima yaitu, PT Chevron Pacific Indonesia, Mobil Cepu LTD, PT Pertamina EP, Pertamina Hulu Mahakam dan CNOOC. Adapun kontroibutor utama dalam produksi gas nasional adalah BP Berau LTD (Tangguh), Pertamina Hulu Mahakam, ConocoPhillips (Grissik) LTD, PT Pertamina EP dan Eni Muara Bakau.
Penurunan lifting minyak khususnya disebabkan oleh aktivitas eksplorasi minyak yang cenderung turun disebabkan oleh penurunan harga minyak periode 2015-2017, selain itu disebabkan oleh sumur-sumur eksplorasi yang sudah berumur tua sehingga jika aktivitas eksplorasi berkurang makan akan sangat sulit untuk mendapatkan minyak kembali. Meskipun lifting minyak masih di bawah target tetapi jika dirata-rata lifting minyak perhari sudah mencapai 94% dari target yang sudah ditetapkan dalam APBN oleh pemerintah.